10 Website Paling Sering di Kunjungai di Indonesia

Written By Malim Sempurna on Sabtu, 27 Agustus 2011 | 23.39



Anda pasti bertanya-tanya apa yang membuat Yahoo atau Google berbeda dari jutaan situs web yang sama? Apakah kepemimpinan manajemen puncak atau proses berpikir visioner pemiliknya atau keberhasilan dikaitkan dengan beberapa teknik pemasaran yang hebat? Kami akan mengambil sedikit penjelasan dari buku-buku dari beberapa website yang paling sering dikunjungi dunia dan mencoba untuk mencari tahu apa sebenarnya yang menjadi alasan kesuksesan mereka sekarang dan semua orang di balik nama-nama situs ini...berikut sejarah 10 situs tersebut.....
1. Yahoo - Dimulai oleh Jerry Yang dan David Filo pada 1994-keduanya lulusan stanford, Yahoo pada dasarnya sebuah situs pribadi yang bernama-'‘Jerry’s guide to World Wide Web’. kemudian dinamai resmi Yet Another Hierarchical Oracle (YAHOO). Dengan berjalannya waktu, Yahoo menambahkan teknologi baru, dan dengan nama domain yang menarik, menarik pengunjung hampir 16 miliar per tahun, menjadikannya berkuasa di antara situs web yang paling sering dikunjungi sepanjang masa. 2. Google - gagasan lain dari lulusan stanford, Google adalah hasil ide Brim Sergey dan Larry Page. Mereka telah membuat suatu 'web crawler' sebagai bagian dari proyek akademik mereka dan kemudian berevolusi algoritma untuk membuat salah satu mesin pencari paling efisien di dunia. Google dimulai pada tahun 1998, dan kemudian mendunia dan merupakan salah satu situs yang paling sering dikunjungi di dunia. Google sendiri mempunyai banyak perusahaan dan situs lainnya, yang kemudian juga menjadi salah satu website yang paling sering dikunjungi di dunia. Karena ide-ide inovatif komersial (adwords dan adsense menjadi yang kedua paling terkenal), hingga saat ini Larry dan Sergey memiliki kekayaan bersih lebih dari 18 milyar USD . 3. Youtube merupakan anak perusahaan dari Google, Youtube pada awalnya dimulai oleh tiga Paypal karyawan-Chad Hurley, Jawed Karim dan Steve Chen pada tahun 2005. banyaknya permintaan membuat situs ini segera menjadi salah satu situs web yang paling sering dikunjungi. beberapa tahun kemudian, google menjual youtube kepada penciptanya dan berdiri sendiri
4. Live.com diluncurkan oleh MSN way back pada tahun 2005 sebagai salah satu jendela pertama layanan pengalaman pribadi. Dapat disesuaikan dengan gadget dan perangkat mini lainnya, Live juga memungkinkan pengguna untuk memiliki RSS feed, yang memungkinkan pengguna untuk melihat berita terbaru langsung pada desktop dan gadget lain yang terhubung. Semata-mata penggunaan teknologi terlihat hidup meroket menuju kesuksesan dan menjadi salah satu situs web yang paling sering dikunjungi di dunia. 5. Facebook ..Kita melihat begitu banyak situs jaringan sosial di dunia. Facebook.com adalah salah satu pelopor dalam bidang ini. Konsep ini didirikan dan dirancang oleh mahasiswa harvard-Mark Zuckerberg. Situs ini diluncurkan untuk mahasiswa Harvard pada tahun 2004 dan konsep itu kemudian diperluas ke perguruan tinggi dan universitas lain dan akhirnya membuat tersedia bagi siapa saja yang lebih dari 13 tahun. Dengan lebih dari 110 juta pengguna aktif, Facebook.com jelas dalam daftar dunia website yang paling sering dikunjungi. 6. MSN Hampir setiap pengguna internet yang akrab dengan MSN. Situs ini telah ada sejak dulu, dan popularitasnya terutama disebabkan oleh kehadiran dari MSN berlanjut di seluruh dunia. Diluncurkan kembali pada 1995, MSN atau the Microsoft Network sukses besar, dan bahkan hari ini. Nathan Myrvohld adalah orang yang paling bertanggung jawab untuk memberikan bentuk konkret konsep ini kembali kemudian dan membuatnya menjadi salah satu situs web yang paling banyak dikunjungi sepanjang masa. 7. Myspace... Myspace adalah satu lagi situs jaringan sosial, dengan beberapa perbedaan. Brad Greenspan, CEO dan pendiri euniverse, telah bekerjasama dengan karyawan lainnya dari perusahaan yang sama untuk meniru keberhasilan Friendster dengan perubahan. Bahwa perubahan itu dalam bentuk warna-warna cerah, fitur yang lebih baik dan lebih banyak kegembiraan, membuat keberhasilan Myspace instan. 8. Wikipedia Didirikan sebagai pelengkap versi Naupedia (yang bebas dalam pembuatan), Wikipedia telah sukses besar. Sebagai anak otak Jimmy Wales (pendiri Naupedia) dan rekan kerja Larry Sanger, Wikipedia menarik hampir 700 juta pengunjung setiap tahunnya dan merupakan upaya kolaborasi untuk memberikan pengetahuan kepada semua orang secara gratis. Sebuah situs sangat dicintai oleh para sarjana dan orang awam yang sama, sudah pasti akan bertahan selama bertahun-tahun banyak dalam daftar situs paling sering dikunjungi di dunia. 9. Blogger.com diluncurkan oleh Pyra laboratorium pada tahun 1999 dan diambil alih oleh Google pada tahun 2003. Menjadi salah satu layanan blogging gratis tertua, hal ini telah menjadi salah satu situs web yang paling sering dikunjungi era modern. 10. Baidu Sebagai situs favorit di negara yang paling padat penduduknya, Baidu.com jelas salah satu website yang paling sering dikunjungi di dunia. Konsep mesin pencari yang mengkhususkan diri dalam musik dan gambar (multimedia) pencarian yang bar

Bila anda ada melihat perubahan berita ini di media lain harap commennya, demi kemaslahatan bersama
23.39 | 0 komentar | Read More

Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Oleh Tgk Muslim Ibrahim (Ketua MPU Aceh)

RAMADHAN, sesungguhnya merupakan bulan seluruhnya mulia. Mulia di awalnya, di pertengahannya, dan juga di akhirnya. Awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam riwayat Salman Al-Farisi.

Untuk pembebasan dari neraka inilah, agaknya Rasulullah saw mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya, seperti yang diutarakan Aisyah ra. Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga diharapkan, setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan kuat dugaan datangnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa saja datang pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt: “Sesungguhnya Kami telah turunkan Alquran pada malam qadar.” Dan firmanNya: “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda —antara yang hak dan yang batil.”

Alquran juga menyebutkan: “Lailatul qadar, adalah malam lebih baik dari seribu bulan.” Karenanya Rasul berpesan: “Carilah lailatul, terutama pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir Ramadhan.”

Bila kita melacak dengan seksama, dalam sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah saw. mengkhususkan dengan amalan-amalan yang tidak biasa beliau lakukan pada bulan atau malam-malam yang lain, di antaranya:

1. Menghidupkan malamnya dengan memperbanyak shalat, ada yang mengatakan sampai pagi, meskipun Aisyah ra mengatakan: “Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah shalat malam hingga pagi.”

2. Rasulullah saw membangunkan keluarganya untuk shalat pada malam-malam sepuluh hari terakhir, sedang pada malam-malam yang lain tidak melakukan demikian.

3. Bahwasanya Nabi saw mengencangkan kainnya. Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli isteri-isterinya.

4. Mengakhirkan berbuka hingga waktu sahur.

5. Mandi antara Maghrib dan Isya.

6. I’tikaf. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra: “Bahwasanya Nabi saw senantiasa ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkannya.”

Orang yang beri’tikaf telah mengikat dirinya untuk taat kepada Allah, berdzikir, dan berdo’a kepada-Nya, serta memutuskan dirinya dari segala hal yang menyibukkan diri dari pada-Nya. Semoga sepuluh malam terakhir Ramadhan kali ini kita maknai dengan semestinya. Amin, Rabbal Alamin.***

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2011/08/21/keutamaan-10-hari-terakhir-ramadhan
08.03 | 0 komentar | Read More

Foto Manusia Terpendek di Dunia




Pingping dari china
Pingping memiliki tinggi badan 74,61 cm,Pingping lahir di Wulanchabu, China tahun 1988. Ia terlahir dengan kondisi primordial dwarfism, dimana ukuran tubuhnya tidak bisa berkembang normal. Menurut ayah Pingping, saat ia dilahirkan, badannya sangat kecil. Begitu mungilnya hingga bisa diletakkan di telapak tangan orangtuanya.
Ia tinggal dengan orangtuanya di Mongolia. Pada bulan bulan Maret 2008 Pingping dinobatkan sebagaimanusia terpendek didunia oleh Guinness World Records,
Pingping meninggal dunia pada usia 21th akibat Komplikasi Jantung.



Edward Nino Hernandez dari Kolombia

Nino memiliki tinggi badan 2kaki 3inchi/70.21cm dan berat berat 22 pon (10 kilogram).,pada 6 september 2010 nino dinobatkan oleh Guinness World Records sebagai manusia terpendek didunia menggantikan pingping dari cina yang telah meninggal pada bulan maret 2010.namun gelar manusia terpendek didunia untuk nino hanya bertahan selama 1 bulan karena Guinness World Records mengumumkan record terbaru untuk manusia terpendek didunia pada tanggal 14 Oktober 2010



Khagendra Thapa Magar dari Nepal

Khagendra Thapa Magar yang kini berusia 18 tahun ia hanya memiliki tinggi badan 56cm ,pada tanggal 14 oktober 2010 ia dinobatkan sebagai manusia terpendek didunia oleh Guinness World Records menggantikan pemegang rekord sebelumnya (Edward Nino Hernandez dari kolombia),Awalnya, pihak keluarga mengajukan Magar ke Guinness World Records saat dirinya berusia 14 tahun, namun ditolak. Karena saat itu ia belum dewasa dan ada kemungkinan tubuhnya masih bisa meninggi. Namun kini rekor itu menjadi miliknya.

05.37 | 0 komentar | Read More

10 Mansia Tertinggi di Dunia

1.Robert Wadlow,8′ 11.1″
Pasti sudah pada tahu dong dengan raksasa satu ini,pernah disiarin di



salah satu televisi swasta di indonesia,Robert Wadlow adalah manusia raksasa tertinggi dalam sejarah. Dia sering disebut sebagai Alton raksasa karena ia datang dari Alton, Illinois. Pada saat kematiannya ia ditimbang 440 pon dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti berkembang. Dia lahir tahun 1918, tertua dari lima bersaudara. Dia meninggal pada usia 22 tahun akibat infeksi yang disebabkan oleh lecet pada ankle. Peti mati-Nya ditimbang setengah ton dan 12 pallbearers diperlukan untuk melaksanakan. Dia telah dikuburkan dalam sebuah kubah solid beton, keluarganya memiliki ketakutan bilamana tubuhnya akan Diintervensi dengan rasa ingin tahu oleh para pencari berita.



2.Johan Aason,8′ 9-1/4″
Johan dilahirkan di Amerika setelah beberapa tahun ibunya pindah dari Norwegia. Menariknya ibunya juga raksasa dengan tinggi badan 7'2 ". Menurut sertifikat kematiannya dari Mendocino Rumah Sakit, pada saat meninggal tercatat tinggi badannya 9'2 "- jika hal ini benar, maka ia adalah manusia paling tinggi didunia sepanjang sejarah. Dia dikuburkan di Montana.


3.John Rogan,8′9″
John Rogan lahir pada 1868 dan dia tumbuh normal sampai umur 13 tahun.tingginya tercatat sampai dia meninggal dunia adalah 8'9 ". Karena penyakit dia ditimbang hanya 175 pon. Dia meninggal di 1905 akibat komplikasi dari penyakit.


4.John F Carroll,8′7″
John Carroll (lahir pada 1932) dilahirkan di Buffalo, New York dan dikenal sebagai Buffalo raksasa. Meskipun banyak perawatan medis, dia tumbuh di tingkat yang sangat cepat. Dia tumbuh tujuh inci dalam beberapa bulan. Dia meninggal pada tahun 1969 dan saat itu ketinggianya tidak dicatat pada saat meninggal,namum dipercaya bahwa ia memiliki tinggi badan hampir sembilan kaki.


5.Leonid Stadnyk,8′5″
Leonid Stadnyk lahir pada tahun 1971 di Ukraina. Dia adalah ahli bedah hewan terdaftar dan tinggal bersama ibunya. Saat ini beliau tercatat sebagai manusia tertinggi menurut Guinness Book of Records. Sekelompok pebisnis ukraina menyumbangkan antene parabola dan komputer untuk Stadnyk dan sekarang ia memiliki akses Internet.


6.Al Tomaini,8′4.5″
Al Tomaini adalah seorang raksasa yang diklaim memiliki ketinggian 8'4 "(walaupun Guinness Book of Records menyatakan bahwa dia 7'4"). Beratnya 356 pon (162 kg) dan pakai sepatu ukuran 27, Al kebanyakan hidupnya sebagai sirkus raksasa. Dia bekerja dengan sirkus di Great Lakes Exposition di Chicago, pada 1936, saat itu dia bertemu wanita yang kemudian menjadi istrinya , Jeanie Tomaini. Jeanie lahir tanpa kaki dan hanya memiliki tinggi 2 kaki 6 in (76 cm). Setelah pensiun dari sirkus, ia menetap di Jeanie sirkus komunitas Giant's Camp, Gibsonton, Florida.


7.Ella Ewing,8′4″
Ella Ewing lahir di Missouri pada tahun 1872. Dia dikenal sebagai 'Missouri Giant'. Dia tumbuh normal sampai usia 7, yang pada waktu ia mulai tumbuh pesat.karena kurangnya catatan dia tidak terdaftar dalam Guinness Book of Records. Ia berkesempatan menampilkan sisi-aneh sampai dia meninggal pada tahun 1913 karena tuberkulosis.


8.Edouard Beaupré,8′3″
Édouard Beaupré, lahir pada 1881,manusia kuat, dan bintang di Barnum dan Baileys. Dia adalah anak tertua dari 20 bersaudara dan dilahirkan di Kanada. saat usianya sembilan tahun tingginya sudah mencapai 6 kaki. Sertifikat kematiannya menunjukkan dia memiliki tinggi badan 8'3 "dan masih berkembang. Sebagai orang kuat, maka fitur ini crouching bawah menghalangi pengangkatan dan kuda pada bahu. Dia dilaporkan mengangkat kuda seberat 900 pound. Dia meninggal di 1904 karena tuberkulosis.


9.Väinö Myllyrinne,8′3″
Myllyrinne dilahirkan di Finlandia pada 1909. Pada satu titik dia secara resmi dijuluki manusia tetinggi didunia. Pada usia 21 tingginya mencapai 7 kaki 3,5 inci, dan ditimbang 31 batu. Dia mengalami pertumbuhan lain setelah serangan yang membawanya kepada akhir ketinggian 8 kaki 3 inci. Dia meninggal pada tahun 1963.


10.Bernard Coyne,8'2"
Coyne lahir pada 1897 di Iowa, Amerika Serikat. tahun 1918 Dunia tercatat memiliki tinggi badan 8 kaki. Guinness buku catatan entri menyatakan bahwa dia menolak masuk ke perang karena dia tinggi. Pada saat kematiannya itu mungkin dia telah mencapai ketinggian 8 kaki 4 inci. Dia meninggal di 1921 karena penyakit pada hati dan masalah dgn kelenjar. Dia dimakamkan di tempat kelahirannya,peti matinya dibuat khusus ekstra besar.
05.29 | 0 komentar | Read More

Universitas Terbaik di Dunia

Written By Malim Sempurna on Jumat, 26 Agustus 2011 | 16.02

1. Harvard University, Cambridge, Massachusetts, AmerikaFile:Harvard University Old Hall.jpg

2. Yale, Amerika


http://www.prettyboring.com/files/images/yale_university.jpg
3. Oxford, Inggris

4. Imperial College London, Inggrishttp://genesis.ust.hk/news/piazza_M0094_01_005.jpg

5. University College London, Inggris
6. University of Chicago, Amerikahttp://www.collegeprofiles.com/images/chicago.jpg

7. Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika
Copyright © 2008 by Mads Pedersen

8. Columbia University, Amerikahttp://images.broadwayworld.com/upload/42284/177112260_ccfbad726c.jpg

sumberhttp://eksplorasi-dunia.blogspot.com/2009/04/universitas-terbaik-di-dunia.html
16.02 | 0 komentar | Read More

Pengertian Hadist

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur’an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an.

Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah.

Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.

Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi :

Hadits Mutawatir

Hadits Ahad

Hadits Shahih

Hadits Hasan

Hadits Dha’if

Menurut Macam Periwayatannya

Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu’ atau Maushul)

Hadits yang terputus sanadnya

Hadits Mu’allaq

Hadits Mursal

Hadits Mudallas

Hadits Munqathi

Hadits Mu’dhol

Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawi

Hadits Maudhu’

Hadits Matruk

Hadits Mungkar

Hadits Mu’allal

Hadits Mudhthorib

Hadits Maqlub

Hadits Munqalib

Hadits Mudraj

Hadits Syadz

Beberapa pengertian dalam ilmu hadits

Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer

I. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi

A. Hadits Mutawatir

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:

Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.

Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath’iy.

Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.

B. Hadits Ahad

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah “zhonniy”. Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha’if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:

a. Hadits Shahih

Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu’allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an.

Harus bersambung sanadnya

Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.

Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)

Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)

Tidak cacat walaupun tersembunyi.

b. Hadits Hasan

Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

c.. Hadits Dha’if

Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.

2. Menurut Macam Periwayatannya

A. Hadits yang bersambung sanadnya

Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu’ atau Maushul.

B. Hadits yang terputus sanadnya

a. Hadits Mu’allaq

Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha’if.

b. Hadits Mursal

Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.

c. Hadits Mudallas

Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

d. Hadits Munqathi

Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi’in.

e. Hadits Mu’dhol

Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi’it dan tabi’in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi’in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha’if.

3. Hadits-hadits dha’if disebabkan oleh cacat perawi

A. Hadits Maudhu’

Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.

B. Hadits Matruk

Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.

C. Hadits Mungkar

Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.

D. Hadits Mu’allal

Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu’allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma’lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu’tal (hadits sakit atau cacat).

E. Hadits Mudhthorib

Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.

F. Hadits Maqlub

Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).

G. Hadits Munqalib

Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.

H. Hadits Mudraj

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.

I. Hadits Syadz

Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.

4. Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu hadits

A. Muttafaq ‘Alaih

Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari – Muslim.

B. As Sab’ah

As Sab’ah berarti tujuh perawi, yaitu:

Imam Ahmad

Imam Bukhari

Imam Muslim

Imam Abu Daud

Imam Tirmidzi

Imam Nasa’i

Imam Ibnu Majah

Pengertian Hadits

Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.

Pengertian Hadits

Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.

E. Al Arba’ah

Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

F. Ats tsalatsah

Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab’ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

G. Perawi

Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.

H. Sanad

Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.

.I. Matan

Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.

5. Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer

Shahih Bukhari

Shahih Muslim

Riyadhus Shalihin

15.49 | 0 komentar | Read More

MENGAMBIL TELADAN DARI KISAH NABI IBRAHIM A.S

KHUTBAH PERTAMA :

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …

Marilah pada pagi hari ini, kita tingkatkan rasa ketaqwaan kita kepada Allah swt , seraya bersyukur kepada-Nya bahwa sampai saat ini kita masih diberi kesehatan dan kesempatan sehingga bisa menunaikan ibadah sholat Idul Adha yang diberkati oleh Allah swt ini.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah bersama –sama, kita merenungi firman Allah swt, sebagaimana yang tersebut di dalam Surat Al Shofat : 99- 111, tentang kisah nabi Ibrahim as. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah beliau, untuk kemudian kita jadikan bekal di dalam mengarungi kehidupan ini. Sungguh sangat benar apa yang difirmankan Allah swt :

“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan-nya “ ( QS Al Mumtahanah : 4 )

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil pada pagi hari adalah :
Pelajaran Pertama :

“ Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabb-ku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku . “ ( Q. S. Al Shofat : 99 )

Paling tidak, ada empat hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
Allah memerintahkan kita untuk berhijrah dan mencari tempat yang kondusif untuk beribadah kepada Allah dan berdakwah di jalan-Nya. Nabi Ibrahim as, setelah sekian tahun berdakwah pada kaumnya, ternyata yang didapat bukan sambutan baik, akan tetapi cercaan, hinaan, bahkan usaha pembunuhan terhadapnya, ia dipaksa untuk menceburkan diri ke dalam api yang sedang menyala. Setelah Allah menyelematkan-nya, beliu diperintah untuk berhijrah ke negri Syam, dalam hal ini Palestina, untuk melanjutkan gerakan dakwah.
Allah memerintahkan kita untuk meluruskan niat hanya untuk mencari ridha Allah di dalam setiap perbuatan.
Allah memerintahan kita untuk membulatkan tekad di dalam menempuh sebuah tujuan yang mulia.
Allah memerintahkan kita agar senantiasa mengingat kematian, karena bagaimanapun juga hebatnya seseorang di dunia ini, akhirnya akan kembali juga kepada Allah swt . “ Inna Lillah wa Inna Ilahi Roji’un “ Kita adalah milik Allah dan akhirnya kita akan kembali kepada-Nya juga .

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Kedua :

“ Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh “ ( Qs Al Shoffat : 100 )

Ada tiga hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
Kita harus menyakini bahwa hanya Allah saja yang menciptakan, mengatur dan merawat alam semesta ini. Dan hanya Allah-lah yang menurunkan rizki, memberikan anak, menurunkan hujan, yang menghidupkan dan yang mematikan, memberikan kita sakit dan yang menyembuhkan. Nabi Ibrahim as menyakini hal itu semuanya, oleh karenanya beliau memanggil Allah dengan kata « Rabb « yaitu Yang memelihara dan Yang merawat .
Setelah kita menyakini hal itu semua, maka wajib bagi kita, – sebagai konsekwensi logis dari keyakinan tersebut – untuk tidak beribadah dan meminta pertolongan kecuali kepada Allah swt. Di sini, kita dapatkan nabi Ibrahim as tidak memohon kecuali kepada Allah agar dikarunia keturunan.
Allah swt mengajarkan kepada kita adab berdo’a. Diantaranya adalah hendaknya kita tidak meminta sesuatu kepada Allah swt di dalam kehidupan ini, kecuali jika sesuatu tersebut mempunyai maslahat di dalam hidup kita di dunia dan akherat secara bersama-sama. Kita lihat umpamanya nabi Ibrahim as, tidak meminta keturunan kecuali keturunan yang sholeh, yaitu keturunan yang akan meneruskan perjuangannya di dalam menyebarkan dan menegakkan ajaran Islam, keturunan yang akan selalu berbakti kepada orang tua di saat masih hidup, dan selalu mendo’akannya tatkala ia telah meninggal dunia. Ini sangat sesuai dengan do’a yang tersebut di dalam Q.S. Al Baqarah : 200-201 :

“ Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. “ ( QS Al Baqarah : 200-201 )

Begitu juga kita, seandainya meminta sesuatu kepada Allah , hendaknya meminta sesuatu yang ada manfaatnya di akherat kelak, seperti meminta anak yang sholeh, harta yang barakah, ilmu yang bermanfaat, istri yang sholehah dan seterusnya.

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Ketiga :

“ Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar “ . ( Qs Al Shoffat : 101 )

Ada dua hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
Kalau kita sudah berdo’a secara sungguh-sungguh dan terus-menerus, tetapi Allah belum mengabulkan-nya juga, kita tidak boleh putus asa, karena putus asa terhadap rahmat Allah adalah sifat orang-orang yang tidak beriman. Sebagaimana firman Allah :

“ Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”( QS Yusuf : 87 )

Nabi Ibrahim as sendiri tidak pernah putus asa dalam berdo’a, walaupun puluhan tahun lamanya do’nya belum diterima oleh Allah , baru pada masa tua-nya, do’a tersebut telah dikabulkan oleh Allah swt .
Kita wajib mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, sekecil apapun nikmat tersebut. Atau bahkan nikmat tersebut baru kita dapat di akhir hidup kita. Nabi Ibrahim mencontohkan hal ini kepada kita, dia sangat bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan kepada-nya berupa anak walaupun baru terkabulkan di akhir umurnya. Beliau memuji Allah atas nikmat tersebut :

“ Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. “ ( QS Ibrahim : 39 )

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran Keempat :

“ Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” ( QS As Shofat : 102 )

Ada lima hikmah yang bisa diambil dari ayat di atas :
Bahwa kita tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan keberhasilan di dalam kehidupan dunia ini dan di akherat nanti, kecuali jika kita mau mengorbankan apa yang kita cintai . Nabi Ibrahim as berhasil meraih predikat kholilullah ( kekasih Allah ), karena telah mampu mengorbankan sesuatu yang dicintainya yang berupa anak , demi mencapai kecintaan kepada Allah swt. Ini sesuai dengan firman Allah swt :

« Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. « ( QS Ali Imran : 92 )
Bahwa kehidupan ini tidak kekal, dan banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba di luar perkiraan kita. Kadang, kita dapatkan dalam kehidupan dunia ini hal-hal yang kita cintai justru malah cepat pergi dari kita, sebaliknya hal-hal yang kita benci malah datang terus kepada kita. Maka Allah menyebut kesenangan dunia ini dengan kesenangan yang menipu ( mata’u al ghurur ), karena akan sirna bahkan berubah menjadi malapetaka, jika cara mengolahnya tidak sesuai tuntunan Allah swt. Allah swt berfirman :

“ Seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” ( QS Al Hadid : 20 )
Tetapi pelu diingat juga bahwa tidak setiap perkara yang kita benci pasti membawa mudharat bagi kehidupan kita. Terkadang yang terjadi adalah sebaliknya, musibah yang kita anggap akan mendatangkan malapetaka, ternyata malah membawa kita kepada kesuksesan besar di dalam hidup ini. Kita lihat umpamanya, yang dialami oleh nabi Ibrahim as, ketika diperintahkan Allah swt untuk meninggalkan istri dan anaknya yang masih kecil di tengah padang pasir, yang tidak ada tumbuh-tumbuhan dan air. Sebagai manusia, tentunya nabi Ibrahim tidak ingin mengerjakan hal tersebut kalau bukan karena perintah Allah swt. Sesuatu yang tidak dikehendaki nabi Ibrahim tersebut, ternyata telah menjelma menjadi sebuah ibadah haji yang dikemudian hari akan diikuti berjuta –juta manusia, dan dari peristiwa itu juga, keluarlah air zamzam yang dapat menghidupi jutaan orang dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Begitu juga, ketika nabi Ibrahim as. diperintahkan untuk menyembelih anaknya Ismail, yang sangat dicintainya. Setiap orang yang masih mempunyai hati nurani yang sehat, tentu sangat tidak senang jika diperintahkan menyembelih anaknya sendiri. Tapi apa akibatnya ? Ketika kedua-duanya pasrah, Allah membatalkan perintah tersebut dan menggantikannya dengan kambing. Dari peristiwa ini, akhirnya umat Islam diperintahkan untuk berkurban setiap datang hari raya Idul Adha. Memang, kadang sesuatu yang kita benci, justru adalah kebaikan bagi kita sendiri. Allah berfirman :

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.( QS Al Baqarah : 216 )
Oleh karenanya, di dalam menghadapi ujian kehidupan dunia ini, kita haru sabar dan tawakkal, serta menyerahkan diri kepada Allah swt, sebagaimana yang dicontohkan nabi Ibrahim ketika diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri. Berbeda dengan orang –orang yang tidak beriman dan tidak mempunyai keyakinan kepada janji-janji Allah swt, mereka akan goncang dan stress jika kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya, apalagi anaknya satu-satunya yang sedang beranjak dewasa. Data dari Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) menyebutkan bahwa 800 ribu orang dari penduduk dunia setiap tahunnya melakukan tindakan bunuh diri, 80 % nya disebabkan karena stress dan tidak kuat di dalam menghadapi berbagai problematika yang menimpa dirinya. Problematika –problematika tersebut berkisar pada masalah keluarga, pernikahan, anak, studi, pekerjaan dan lain-lainya. Dan menurut data tersebut, fenomena semacam ini paling banyak didapati di negara-negara maju, seperti Denmark, Norwegia, Perancis. Di Amerika Serikat sendiri didapatkan bahwa setiap 20 menit telah terjadi kasus bunuh diri, artinya setiap hari sebanyak 75 orang bunuh diri.
Kesenangan dunia yang diberikan Allah kepada kita, jangan sampai melalaikan kita dari beribadat kepada-Nya. Dalam rangka itulah, Allah swt setelah memberikan karunia anak yang sholeh kepada nabi Ibrahim as, dan pada saat anak tersebut beranjak menjadi dewasa, Allah swt hendak menguji nabi Ibrahim as, apakah anak yang telah lama dinanti-nantikan tersebut, yang telah lama dirawat dan didiknya sehingga menjadi dewasa dan sangat menyejukkan hati orang tuanya itu.. apakah akan melalaikannya dari ibadat dan taat kepada Allah swt ? disinilah nabi Ibrahim as diuji. Apakah dia lebih mencintai anak atau mencintai Allah swt ? Ternyata nabi Ibrahim as, secara baik telah mampu melewati ujian tersebut. Ia telah menempatkan kecintaannya kepada Allah di atas segala-galanya. Dia segera melaksanakan perintah Allah swt untuk menyembelih anaknya, dia sangat menyakini bahwa setiap yang diperintahkan Allah akan selalu berakibat baik. Sebaliknya, kalau dia tetap lebih mencintai anaknya dan melalaikan perintah Allah swt, niscaya dia termasuk orang –orang yang merugi. Allah swt berfirman :

“ Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. “ ( QS Al Munafiqun : 9 )

KHUTBAH KEDUA :

Ma’asyira Al Muslimin yang dirahmati Allah …
Pelajaran kelima :

“ Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). “ ( Q. S. Al Shofat :103 )

Seorang hamba yang sabar ketika diuji oleh Allah swt, dan taat dengan segala perintahnya, serta pasrah dengan hukum-hukum-Nya, niscaya akan mendapatkan balasan yang stimpal di dunia ini dan di sisi Allah pada hari akhir nanti.

Diantara balasan yang diberikan Allah itu adalah sebagai berikut :
Mendapat pujian dan predikat dari Allah sebagai orang berbuat baik dan tergolong orang-orang yang muhsinin . Allah berfirman :

“ Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim “ . sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu . sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.( Qs As Shofat : 104-105 )
Mendapatkan rizqi yang melimpah. Allah berfirman :

“ Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. “( Qs As Shofat : 107)

Nabi Ibrahim as, setelah pasrah penuh kepada perintah Allah, maka Allah memberikannya rizki berupa kambing kurban. Kita, kaum muslim in jika mengikuti langkah nabi Ibrahim di atas, niscaya akan mendapatkan rizki yang melimpah juga, seperti kesehatan, kemudahan, kelancaran dalam urusan-urusan, anak yang sholeh, keberhasilan studi, kemudahan di dalam mendapatkan pekerjaan dan lain-lainnya.
Nama dan perjuangannya dikenang oleh generasi selanjutnya. Allah berfirman :

“ Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. “ ( Qs As Shofat : 108 )

Perjuangan dan ketabahan nabi Ibrahim telah diabadikan dalam Al Qur’an yang akan dibaca kaum muslimin hingga hari kiamat, dan ditulis dengan tinta emas di dalam buku-buku sejarah. Dengan sikap pasrah terhadap perintah Allah, akhirnya nabi Ibrahim menjadi panutan umat sepanjang zaman.
Allah akan melimpahkan rahmat dan kedamaian serta keselamatan di dalam kehidupannya . Allah berfirman :

“ yaitu Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim. “( Qs As Shofat : 109 )

Selain itu, generasi selanjutnya juga akan selalu mendoakannya. Paling tidak, lima kali sehari kaum muslimin mendo’akan keselamatan atas nabi Ibrahim dan keluarga serta keturunannya, tepatnya di akhir sholat, kita diperintahkan membaca sholawat kepada nabi Ibrahim a.s
Ahmad Zain An Najah, MA *

15.48 | 0 komentar | Read More

Sejarah Singkat Imam AL Ghazali

A. Masa Hidup Imam Al- Ghazali

1. Tempat Kelahiran Imam Al- Ghazali

Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali, yang terkenal dengan hujjatul Islam (argumentator islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga islam dari pengaruh ajaran bid’ah dan aliran rasionalisme yunani. Beliau lahir pada tahun 450 H, bertepatan dengan 1059 M di Ghazalah suatu kota kecil yang terlelak di Thus wilayah Khurasah yang waktu itu merupakan salah satu pusat ilmu pengetahuan di dunia islam.[1]

Beliau dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, ayahnya adalah seorang pengrajin wol sekaligus sebagai pedagang hasil tenunannya, dan taat beragama, mempunyai semangat keagamaan yang tinggi, seperti terlihat pada simpatiknya kepada ‘ulama dan mengharapkan anaknya menjadi ‘ulama yang selalu memberi nasehat kepada umat.

Itulah sebabnya, ayahnya sebelum wafat menitipkan anaknya (imam al-Ghazali) dan saudarnya (Ahmad), ketika itu masih kecil dititipkan pada teman ayahnya, seorang ahli tasawuf untuk mendapatkan bimbingan dan didikan.[2]

Meskipun dibesarkan dalam keadaan keluarga yang sederhana tidak menjadikan beliau merasa rendah atau malas, justru beliau semangat dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, dikemudian beliau menjelma menjadi seorang ‘ulama besar dan seorang sufi. Dan diperkirakan imam Ghazali hidup dalam kesederhanaan sebagai seorang sufi sampai usia 15 tahun (450-456)[3]

2. Pendidikan dan Perjalanan Mencari Ilmu

Perjalanan imam Ghazali dalam memulai pendidikannya di wilayah kelahirannya. Kepada ayahnya beliau belajar Al-qur’an dan dasar-dasar ilmu keagamaan ynag lain, di lanjutkan di Thus dengan mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Setelah beliau belajar pada teman ayahnya (seorang ahli tasawuf), ketika beliau tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan keduanya, beliau mengajarkan mereka masuk ke sekolah untuk memperoleh selain ilmu pengetahuan. Beliau mempelajari pokok islam (al-qur’an dan sunnah nabi).Diantara kitab-kitab hadist yang beliau pelajari, antara lain :

a. Shahih Bukhori, beliau belajar dari Abu Sahl Muhammad bin Abdullah Al Hafshi

b. Sunan Abi Daud, beliau belajar dari Al Hakim Abu Al Fath Al Hakimi

c. Maulid An Nabi, beliau belajar pada dari Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Khawani

d. Shahih Al Bukhari dan Shahih Al Muslim, beliau belajar dari Abu Al Fatyan ‘Umar Al Ru’asai.[4]

Begitu pula diantarnya bidang-bidang ilmu yang di kuasai imam al-Ghazli (ushul al din) ushul fiqh, mantiq, flsafat, dan tasawuf[5]

Santunan kehidupan sebagaimana lazimnya waktu beliau untuk belajar fiqh pada imam Kharamain, beliau dalam belajar bersungguh-sungguh sampai mahir dalam madzhab, khilaf (perbedaan pendapat), perdebatan, mantik, membaca hikmah, dan falsafah, imam Kharamain menyikapinya sebagai lautan yang luas.[6]

Setelah imam kharamain wafat kemudian beliau pergi ke Baghdad dan mengajar di Nizhamiyah. Beliau mengarang tentang madzhab kitab al-basith, al- wasith, al-wajiz, dan al- khulashoh. Dalam ushul fiqih beliau mengarang kitab al-mustasfa, kitab al- mankhul, bidayatul hidayah, al-ma’lud filkhilafiyah, syifaal alil fi bayani masa ilit dan kitab-kitab lain dalam berbagai fan.[7]

Antara tahun 465-470 H. imam Al-Ghazali belajar fiqih dan ilmu-ilmu dasar yang lain dari Ahmad Al- Radzaski di Thus, dan dari Abu Nasral Ismailli di Jurjan. Setelah imam al-Ghazali kembali ke Thus, dan selama 3 tahun di tempat kelahirannya, beliau mengaji ulang pelajaran di Jurjan sambil belajar tasawuf kekpada Yusuf Al Nassaj (w-487 H). pada tahun itu imam Al-Ghazali berkenalan dengan al-Juwaini dan memperoleh ilmu kalam dan mantiq. Menurut Abdul Ghofur itu Ismail Al- Farisi, imam al-Ghozali menjadi pembahas paling pintar di zamanya. Imam Haramain merasa bangga dengan pretasi muridnya.

Walaupun kemashuran telah diraih imam al Ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al Juwani wafat, beliau memperkenalkan imam al Ghazali kepada Nidzham Al Mulk, perdana mentri sultan Saljuk Malik Syah, Nidzham adalah pendiri madrasah al nidzhamiyah. Di Naisabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Faldl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w.477 H/1084 M).[8]

Setelah gurunya wafat, al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan ‘ulama. Dari perdebatan yang dimenengkan ini, namanya semakin populer dan disegani karena keluadan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, imam al Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidzhamiyah, ini dijelaskan salam bukunya al mungkiz min dahalal. Selama megajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghozali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn miskawih dan Ikhwan Al Shafa. Penguasaanya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti al maqasid falsafah tuhaful al falasiyah.[9]

Pada tahun 488 H/1095 M, imam al Ghazali dilanda keraguan (skeptis) terhadap ilmu-ilmu yang dipelajarinya (hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaanya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehingga beliau menderita penyakit selama dua bulan dan sulit diobati. Karena itu, imam al Ghazali tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai guru besar di madrasah nidzhamiyah, yang akhirnya beliau meninggalkan Baghdad menuju kota Damaskus, selam kira-kira dua tahun imam al Ghazali di kota Damaskus beliau melakukan uzlah, riyadah, dan mujahadah. Kemudian beliau pihdah ke Bait al Maqdis Palestina untuk melakukan ibadah serupa. Sektelah itu tergerak hatinya untuk menunaikan ibadah haji dan menziarohi maqom Rosulullah Saw.[10]

Sepulang dari tanah suci, imam al Ghazali mengunjungi kota kelahirannya di Thus, disinilah beliau tetap berkhalwat dalam keadaan skeptis sampai berlangsung selama 10 tahun. Pada periode itulah beliau menulis karyanya yang terkenal ” ihya’ ‘ulumuddin al-din” the revival of the religious ( menghidupkan kembali ilmu agama).[11]

Karena disebabkan desakan pada madrasah nidzhamiyah di Naisabur tetapi berselang selam dua tahun. Kemudian beliau madrasah bagi para fuqoha dan jawiyah atau khanaqoh untuk para mustafifah. Di kota inilah (Thus) beliau wafat pada tahun 505 H / 1 desember 1111 M.[12]

Abul Fajar al-Jauzi dalam kitabnya al asabat ‘inda amanat mengatakn, Ahmad saudaranya imam al Ghazali berkata pada waktu shubuh, Abu Hamid berwudhu dan melakukan sholat, kemudian beliau berkata : Ambillah kain kafan untukku kemudian ia mengambil dan menciumnya lalu meletakkan diatas kedua matanya, beliau berkata ” Aku mendengar dan taat untuk menemui Al Malik kemudian menjulurkan kakinya dan menghadap kiblat. Imam al Ghazali yag bergelar hujjatul islam itu meninggal dunia menjelang matahari terbit di kota kelahirannya (Thus) pada hari senin 14 Jumadil Akir 505 H (1111 M). Imam al Ghazali dimakamkan di Zhahir al Tabiran, ibu kota Thus.[13]

B. Guru dan Panutan Imam Al Ghazali

Imam al Ghazali dalam perjalanan menuntut ilmunya mempunyai banyak guru, diantaranya guru-guru imam Al Ghazali sebagai berikut :

1. Abu Sahl Muhammad Ibn Abdullah Al Hafsi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab shohih bukhori.

2. Abul Fath Al Hakimi At Thusi, beliau mengajar imam Al Ghozali dengan kitab sunan abi daud.

3. Abdullah Muhammad Bin Ahmad Al Khawari, beliau mengajar imam Ghazali dengan kitab maulid an nabi.

4. Abu Al Fatyan ‘Umar Al Ru’asi, beliau mengajar imam Al Ghazali dengan kitab shohih Bukhori dan shohih Muslim.[14]

Dengan demikian guru-guru imam Al Ghazali tidak hanya mengajar dalam bidang tasawuf saja, akan tetapi beliau juga mempunyai guru-guru dalam bidang lainnya, bahkan kebanyakan guru-guru beliau dalam bidang hadist.

C. Murid-Murid Imam Al Ghazali

Imam Al Ghazali mempunyai banyak murid, karena beliau mengajar di madrasah nidzhamiyah di Naisabur, diantara murid-murid beliau adalah :

1. Abu Thahir Ibrahim Ibn Muthahir Al- Syebbak Al Jurjani (w.513 H).

2. Abu Fath Ahmad Bin Ali Bin Muhammad Bin Burhan (474-518 H), semula beliau bermadzhab Hambali, kemudian setelah beliau belajar kepada imam Ghazali, beliau bermadzhab Syafi’i. Diantara karya-karya beliau al ausath, al wajiz, dan al wushul.

3. Abu Thalib, Abdul Karim Bin Ali Bin Abi Tholib Al Razi (w.522 H), beliau mampu menghafal kitab ihya’ ‘ulumuddin karya imam Ghazali. Disamping itu beliau juga mempelajari fiqh kepada imam Al Ghazali.

4. Abu Hasan Al Jamal Al Islam, Ali Bin Musalem Bin Muhammad Assalami (w.541 H). Karyanya ahkam al khanatsi.

5. Abu Mansur Said Bin Muhammad Umar (462-539 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali sehingga menjadi ‘ulama besar di Baghdad.

6. Abu Al Hasan Sa’ad Al Khaer Bin Muhammad Bin Sahl Al Anshari Al Maghribi Al Andalusi (w.541 H). beliau belajar fiqh pada imam Ghozali di Baghdad.

7. Abu Said Muhammad Bin Yahya Bin Mansur Al Naisabur (476-584 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali, diantara karya-karya beliau adalah al mukhit fi sarh al wasith fi masail, al khilaf.

8. Abu Abdullah Al Husain Bin Hasr Bin Muhammad (466-552 H), beliau belajar fiqh pada imam Al Ghazali. Diantar karya-karya beliau adalah minhaj al tauhid dan tahrim al ghibah.[15]

Dengan demikian imam al ghozali memiliki banyak murid. Diantara murid–murid beliau kebanyakan belajar fiqh. Bahkan diantara murid- murid beliau menjadi ulama besar dan pandai mengarang kitab.

D. Karya-Karya Imam Al Ghazali

Imam Al Ghozali termasuk penulis yang tidak terbandingkan lagi, kalau karya imam Al Ghazali diperkirakan mencapai 300 kitab, diantaranya adalah :

1. Maqhasid al falasifah (tujuan para filusuf), sebagai karangan yang pertama dan berisi masalah-masalah filsafah.

2. Tahaful al falasifah (kekacauan pikiran para filusifi) buku ini dikarang sewaktu berada di Baghdad di kala jiwanya di landa keragu-raguan. Dalam buku ini Al Ghazali mengancam filsafat dan para filusuf dengan keras.

3. Miyar al ‘ilmi/miyar almi (kriteria ilmu-ilmu).

4. Ihya’ ulumuddin (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama). Kitab ini merupakan karyanya yang terbesar selama beberapa tahun ,dalam keadaan berpindah-pindah antara Damakus, Yerusalem, Hijaz, Dan Thus yang berisi panduan fiqih, tasawuf dan filsafat.

5. Al munqiz min al dhalal (penyelamat dari kesesatan) kitab ini merupakan sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali sendiri dan merefleksikan sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai tuhan.

6. Al-ma’arif al-aqliyah (pengetahuan yang nasional)

7. Miskyat al anwar (lampu yang bersinar), kitab ini berisi pembahasan tentang akhlak dan tasawuf.

8. Minhaj al abidin (jalan mengabdikan diri terhadap tuhan).

9. Al iqtishad fi al i’tiqod (moderisasi dalam aqidah).

10. Ayyuha al walad.

11. Al musytasyfa

12. Ilham al –awwam an ‘ilmal kalam.

13. Mizan al amal.

14. Akhlak al abros wa annajah min al asyhar (akhlak orang-orang baik dan kesalamatan dari kejahatan).

15. Assrar ilmu addin (rahasia ilmu agama).

16. Al washit (yang pertengahan) .

17. Al wajiz (yang ringkas).

18. Az-zariyah ilaa’ makarim asy syahi’ah (jalan menuju syariat yang mulia)

19. Al hibr al masbuq fi nashihoh al mutuk (barang logam mulia uraian tentang nasehat kepada para raja).

20. Al mankhul minta’liqoh al ushul (pilihan yang tersaing dari noda-noda ushul fiqih).

21. Syifa al qolil fibayan alsyaban wa al mukhil wa masalik at ta’wil (obat orang dengki penjelasan tentang hal-hal samar serta cara-cara penglihatan).

22. Tarbiyatul aulad fi islam (pendidikan anak di dalam islam)

23. Tahzib al ushul (elaborasi terhadap ilmu ushul fiqiha).

24. Al ikhtishos fi al ‘itishod (kesederhanaan dalam beri’tiqod).

25. Yaaqut at ta’wil (permata ta’wil dalam menafsirkan al qur’an).[16]

BAB TAMBAHAN

KESETIAAN IMAM AL GHAZALI KEPADA GURUNYA.

Walupun kemashuran telah diraih imam al-ghazali beliau tetap setia terhadap gurunya dan tidak meninggalkannya sampai dengan wafatnya pada tahun 478 H. sebelum al-Juwami wafat, beliau memperkenalkan imam al-Ghazali kepada Nidham Al Mulk, perdana mentri sulatan Saljuk Malik Syah, Nidham adalah pendiri madrasah al- nidzamiyah. Di Nashabur ini imam al Ghazali sempat belajar tasawuf kepada Abu Ali Al Fadl Ibn Muhammad Ibn Ali Al Farmadi (w. 477 H/1084 M)[17]

Setelah gurunya wafat, Al Ghazali meninggalkan Naisabur menuju negri Askar untuk berjumpa dengan Nidzham Al Mulk. Di daerah ini beliau mendapat kehormatan untuk berdebat dengan para ‘ulama. Dari perdebatan yang dimenangkan ini, namanya semakin populer dan desegani karena keluasan ilmunya. Pada tahun 484 H/1091 M, imam al-Ghazali diangkat menjadi guru besar di madrasah Nidhzamiyah, ini dijelaskan dalam bukunya al mungkiz min al dahalal. Selama mengajar di madrasah dengan tekunnya imam al Ghazali mendalami filsafat secara otodidak, terutama pemikiran al Farabi, Ibn Sina Ibn Miskawih dan Ikhwan Al Shafa.penguasaanya terhadap filsafat terbukti dalam karyanya seperti Falsafah Tuhfatul Al Falasifah.[18]

Pada tahun 488 H / 1095 M, imam al Ghazali dilanda keraguan(ekeptis) trhadap ilmu-ilmu yang dipelajari(hukum teologi dan filsafat). Keraguan pekerjaannya dan karya-karya yang dihasilkannya, sehungga beliau menderita penyakit selam adua bulan
15.42 | 1 komentar | Read More

Biografi singkat Hamzah Fansuri

Syeikh Hamzah Al-Fansuri adalah seorang ulama dan pujangga besar Melayu. Beliaulah penyair Melayu pertama yang menggubah syair-syair bersifat agama. Hamzah Al-Fansuri dipercayai/diyakini lahir pada akhir abad ke-16 di Barus atau Panchor, Sumatera Utara. Panchor disebut Fansur dalam bahasa Arab. Pada tahun 1726, Francois Valentijn dalam bukunya Oud en Nieuw Oost-Indie (Hindia Timur Lama dan Baharu) pada bab mengenai Sumatera, menyebut Hamzah Fansuri sebagai seorang penyair yang dilahirkan di Fansur. Ia menghabiskan banyak waktunya dan menetap di Aceh.

Karya-karya Hamzah Fansuri telah dikaji oleh para sarjana Timur dan Barat yaitu Kraemaer, Doorenbos, Al-Attas, Teeuw, Brakel, Sweeney, Braginsky dan Abdul Hadi. Kajian al-Attas yang merupakan analisis semantik dianggap sebagai kajian yang paling menyeluruh dan hebat terhadap pegangan mistisisme Hamzah Fansuri.

Pada masa yang sama, kajian mereka ini telah memberikan penjelasan yang amat penting mengenai sumbangan Hamzah Al-Fansuri terhadap sastera Melayu. Pemikiran dan pegangan Hamzah Al-Fansuri terpancar dalam karya-karya beliau meliputi karya prosa dan puisi. Hamzah Al-Fansuri adalah pengembang tarekat Wujudiyah. Gambaran tentang ajaran Wujudiyah ini dapat dikutip dari karangan beliau Asrar al-Arifin dan Sharab al-Asyikin. Pemahaman ini beranggapan bahawa segala makhluk itu pada asasnya esa, kerana wujud daripada zat Allah.

Dalam hujahnya menerusi kitab-kitab ini, terkesan bahawa Syeikh Hamzah Al-Fansuri terpengaruh dengan faham Ibn Arabi, ahli tasawuf yang masyhur pada akhir abad ke-12 dan awal abad ke-13. Selain itu, Hamzah turut menyisipkan dalam karangannya kutipan-kutipan ahli tasawuf Parsi seperti al-Junaid, Mansor Hallaj, Jalaluddin Rumi, Abi Yazid Bistami, dan Shamsu Tabriz.

Karangan-karangan prosa Syeikh Hamzah Al-Fansui yang terkenal adalah Asrar al-Arifin (Rahsia Orang yang Bijaksana), Sharab al-Asyikin (Minuman Segala Orang yang Berahi) dan Zinat al-Muwahidin (Perhiasan Sekalian Orang yang Mengesakan). Syair-syair beliau pula ialah Syair Si Burung Pingai, Syair Si Burung Pungguk, Syair Sidang Fakir, Syair Dagang dan Syair Perahu.

Melalui hasil karangannya, dijelaskan mengapa orang harus mencari Tuhan dan juga sebagai garis petunjuk untuk mencari Tuhan. Syair-syair Hamzah sarat dengan estetika, ilmu dan falsafah diolah berdasarkan pengaruh pantun menampakkan bahawa Hamzah menguasai puisi Parsi bersifat tasawuf dan memupuk rasa cinta akan Allah. Hamzahlah penyajak Melayu pertama yang menggunakan syair dalam tulisan agama.

Winstedt mengatakan cara pemikiran Hamzah sesuai dengan pemikiran yang terdapat dalam karangan-karangan ahli-ahli falsafah, pujangga dan pengarang-pengarang besar Barat seperti St. Augustino (354-430), John Lyly (1553-1606), Francis Bacon (1561-1662), John Milton (1608-1674), Sydney Smith (1771-1845) dan lain-lainnya. Pengiktirafan tersebut mewajarkan Hamzah Fansuri diangkat sebagai pelopor kesusasteraan Melayu moden di alam Melayu.

Sebagai seorang tasawuf Syeikh Hamzah Al-Fansuri pernah memperlihatkan dalam karya-karyanya bahwa Syeikh Hamzah Al-Fansuri mempunyai hubungan dengan tasawuf yang berkembang di India pada abad ke-16 dan 17. Syeikh Hamzah Fansuri langsung mengaitkan dirinya dengan ajaran para sufi Arab dan Persia sebelum abad ke-16. Bayazid dan al-Hallaj merupakan tokoh idola Syeikh Hamzah Fansuri di dalam cinta dan ma’rifat, dipihak lain Syeikh Hamzah Fansuri sering mengutip pernyataan dan syair-syair Ibnu Arabi serta “Iraqi” untuk menopang pemikiran kesufiannya. Hubungan Syeikh Hamzah Fansuri dengan para penulis jarang sekali memperoleh perhatian para sarjana tasawuf di Indonesia, padahal selain Ibnu Arabi pemikir sufi yang banyak memberi warna Syeikh Hamzah Fansuri adalah Fakhruddin Iraqi, seringnya Syeikh Hamzah Fansuri menyebut dan mengutip lama’at-lama’at karya Iraqi, memperlihatkan adanya perhatian istimewa antara pandangannya dengan Iraqi.
15.29 | 0 komentar | Read More

Sejarah Singkat Imam Syafi'i Rahimahullahu

Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.

Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.

Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja.

Adapun ibu beliau, terdapat perbedaan pendapat tentang jati dirinya. Beberapa pendapat mengatakan dia masih keturunan al-Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, sedangkan yang lain menyebutkan seorang wanita dari kabilah Azadiyah yang memiliki kun-yah Ummu Habibah. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa ibu Imam Syafi‘i adalah seorang wanita yang tekun beribadah dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia seorang yang faqih dalam urusan agama dan memiliki kemampuan melakukan istinbath.

Waktu dan Tempat Kelahirannya

Beliau dilahirkan pada tahun 150H. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim sebagai isyarat bahwa beliau adalah pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang ditekuninya.

Tentang tempat kelahirannya, banyak riwayat yang menyebutkan beberapa tempat yang berbeda. Akan tetapi, yang termasyhur dan disepakati oleh ahli sejarah adalah kota Ghazzah (Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah Selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqalan sekitar dua farsakh). Tempat lain yang disebut-sebut adalah kota Asqalan dan Yaman.

Ibnu Hajar memberikan penjelasan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat digabungkan dengan dikatakan bahwa beliau dilahirkan di sebuah tempat bernama Ghazzah di wilayah Asqalan. Ketika berumur dua tahun, beliau dibawa ibunya ke negeri Hijaz dan berbaur dengan penduduk negeri itu yang keturunan Yaman karena sang ibu berasal dari kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu ketika berumur 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah, karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia lenyap dan terlupakan.

Pertumbuhannya dan Pengembaraannya Mencari Ilmu

Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, sang ibu mengirimnya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghafal. Imam Syafi‘i bercerita, “Di al-Kuttab (sekolah tempat menghafal Alquran), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Alquran, maka aku ikut menghafalnya. Sampai ketika saya menghafal semua yang dia diktekan, dia berkata kepadaku, “Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu.” Dan ternyata kemudian dengan segera guru itu mengangkatnya sebagai penggantinya (mengawasi murid-murid lain) jika dia tidak ada. Demikianlah, belum lagi menginjak usia baligh, beliau telah berubah menjadi seorang guru.

Setelah rampung menghafal Alquran di al-Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil Haram untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di sana. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan itu terjadi pada saat beliau belum lagi berusia baligh. Sampai dikatakan bahwa beliau telah menghafal Alquran pada saat berusia 7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 12 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam Malik di Madinah.

Beliau juga tertarik mempelajari ilmu bahasa Arab dan syair-syairnya. Beliau memutuskan untuk tinggal di daerah pedalaman bersama suku Hudzail yang telah terkenal kefasihan dan kemurnian bahasanya, serta syair-syair mereka. Hasilnya, sekembalinya dari sana beliau telah berhasil menguasai kefasihan mereka dan menghafal seluruh syair mereka, serta mengetahui nasab orang-orang Arab, suatu hal yang kemudian banyak dipuji oleh ahli-ahli bahasa Arab yang pernah berjumpa dengannya dan yang hidup sesudahnya. Namun, takdir Allah telah menentukan jalan lain baginya. Setelah mendapatkan nasehat dari dua orang ulama, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji -mufti kota Mekkah-, dan al-Husain bin ‘Ali bin Yazid agar mendalami ilmu fiqih, maka beliau pun tersentuh untuk mendalaminya dan mulailah beliau melakukan pengembaraannya mencari ilmu.

Beliau mengawalinya dengan menimbanya dari ulama-ulama kotanya, Mekkah, seperti Muslim bin Khalid, Dawud bin Abdurrahman al-‘Athar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ –yang masih terhitung paman jauhnya-, Sufyan bin ‘Uyainah –ahli hadits Mekkah-, Abdurrahman bin Abu Bakar al-Maliki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin ‘Iyadh, dan lain-lain. Di Mekkah ini, beliau mempelajari ilmu fiqih, hadits, lughoh, dan Muwaththa’ Imam Malik. Di samping itu beliau juga mempelajari keterampilan memanah dan menunggang kuda sampai menjadi mahir sebagai realisasi pemahamannya terhadap ayat 60 surat Al-Anfal. Bahkan dikatakan bahwa dari 10 panah yang dilepasnya, 9 di antaranya pasti mengena sasaran.

Setelah mendapat izin dari para syaikh-nya untuk berfatwa, timbul keinginannya untuk mengembara ke Madinah, Dar as-Sunnah, untuk mengambil ilmu dari para ulamanya. Terlebih lagi di sana ada Imam Malik bin Anas, penyusun al-Muwaththa’. Maka berangkatlah beliau ke sana menemui sang Imam. Di hadapan Imam Malik, beliau membaca al-Muwaththa’ yang telah dihafalnya di Mekkah, dan hafalannya itu membuat Imam Malik kagum kepadanya. Beliau menjalani mulazamah kepada Imam Malik demi mengambil ilmu darinya sampai sang Imam wafat pada tahun 179. Di samping Imam Malik, beliau juga mengambil ilmu dari ulama Madinah lainnya seperti Ibrahim bin Abu Yahya, ‘Abdul ‘Aziz ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Isma‘il bin Ja‘far, Ibrahim bin Sa‘d dan masih banyak lagi.

Setelah kembali ke Mekkah, beliau kemudian melanjutkan mencari ilmu ke Yaman. Di sana beliau mengambil ilmu dari Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf al-Qadhi, serta yang lain. Namun, berawal dari Yaman inilah beliau mendapat cobaan –satu hal yang selalu dihadapi oleh para ulama, sebelum maupun sesudah beliau-. Di Yaman, nama beliau menjadi tenar karena sejumlah kegiatan dan kegigihannya menegakkan keadilan, dan ketenarannya itu sampai juga ke telinga penduduk Mekkah. Lalu, orang-orang yang tidak senang kepadanya akibat kegiatannya tadi mengadukannya kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, Mereka menuduhnya hendak mengobarkan pemberontakan bersama orang-orang dari kalangan Alawiyah.

Sebagaimana dalam sejarah, Imam Syafi‘i hidup pada masa-masa awal pemerintahan Bani ‘Abbasiyah yang berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Pada masa itu, setiap khalifah dari Bani ‘Abbasiyah hampir selalu menghadapi pemberontakan orang-orang dari kalangan ‘Alawiyah. Kenyataan ini membuat mereka bersikap sangat kejam dalam memadamkan pemberontakan orang-orang ‘Alawiyah yang sebenarnya masih saudara mereka sebagai sesama Bani Hasyim. Dan hal itu menggoreskan rasa sedih yang mendalam pada kaum muslimin secara umum dan pada diri Imam Syafi‘i secara khusus. Dia melihat orang-orang dari Ahlu Bait Nabi menghadapi musibah yang mengenaskan dari penguasa. Maka berbeda dengan sikap ahli fiqih selainnya, beliau pun menampakkan secara terang-terangan rasa cintanya kepada mereka tanpa rasa takut sedikitpun, suatu sikap yang saat itu akan membuat pemiliknya merasakan kehidupan yang sangat sulit.

Sikapnya itu membuatnya dituduh sebagai orang yang bersikap tasyayyu‘, padahal sikapnya sama sekali berbeda dengan tasysyu’ model orang-orang syi‘ah. Bahkan Imam Syafi‘i menolak keras sikap tasysyu’ model mereka itu yang meyakini ketidakabsahan keimaman Abu Bakar, Umar, serta ‘Utsman , dan hanya meyakini keimaman Ali, serta meyakini kemaksuman para imam mereka. Sedangkan kecintaan beliau kepada Ahlu Bait adalah kecintaan yang didasari oleh perintah-perintah yang terdapat dalam Alquran maupun hadits-hadits shahih. Dan kecintaan beliau itu ternyata tidaklah lantas membuatnya dianggap oleh orang-orang syiah sebagai ahli fiqih madzhab mereka.

Tuduhan dusta yang diarahkan kepadanya bahwa dia hendak mengobarkan pemberontakan, membuatnya ditangkap, lalu digelandang ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu dengan rantai bersama sejumlah orang-orang ‘Alawiyah. Beliau bersama orang-orang ‘Alawiyah itu dihadapkan ke hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah menyuruh bawahannya menyiapkan pedang dan hamparan kulit. Setelah memeriksa mereka seorang demi seorang, ia menyuruh pegawainya memenggal kepala mereka. Ketika sampai pada gilirannya, Imam Syafi‘i berusaha memberikan penjelasan kepada Khalifah. Dengan kecerdasan dan ketenangannya serta pembelaan dari Muhammad bin al-Hasan -ahli fiqih Irak-, beliau berhasil meyakinkan Khalifah tentang ketidakbenaran apa yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya beliau meninggalkan majelis Harun ar-Rasyid dalam keadaan bersih dari tuduhan bersekongkol dengan ‘Alawiyah dan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Baghdad.

Di Baghdad, beliau kembali pada kegiatan asalnya, mencari ilmu. Beliau meneliti dan mendalami madzhab Ahlu Ra’yu. Untuk itu beliau berguru dengan mulazamah kepada Muhammad bin al-Hassan. Selain itu, kepada Isma‘il bin ‘Ulayyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafiy dan lain-lain. Setelah meraih ilmu dari para ulama Irak itu, beliau kembali ke Mekkah pada saat namanya mulai dikenal. Maka mulailah ia mengajar di tempat dahulu ia belajar. Ketika musim haji tiba, ribuan jamaah haji berdatangan ke Mekkah. Mereka yang telah mendengar nama beliau dan ilmunya yang mengagumkan, bersemangat mengikuti pengajarannya sampai akhirnya nama beliau makin dikenal luas. Salah satu di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal.

Ketika kamasyhurannya sampai ke kota Baghdad, Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi‘i memintanya untuk menulis sebuah kitab yang berisi khabar-khabar yang maqbul, penjelasan tentang nasikh dan mansukh dari ayat-ayat Alquran dan lain-lain. Maka beliau pun menulis kitabnya yang terkenal, Ar-Risalah.

Setelah lebih dari 9 tahun mengajar di Mekkah, beliau kembali melakukan perjalanan ke Irak untuk kedua kalinya dalam rangka menolong madzhab Ash-habul Hadits di sana. Beliau mendapat sambutan meriah di Baghdad karena para ulama besar di sana telah menyebut-nyebut namanya. Dengan kedatangannya, kelompok Ash-habul Hadits merasa mendapat angin segar karena sebelumnya mereka merasa didominasi oleh Ahlu Ra’yi. Sampai-sampai dikatakan bahwa ketika beliau datang ke Baghdad, di Masjid Jami ‘ al-Gharbi terdapat sekitar 20 halaqah Ahlu Ra ‘yu. Tetapi ketika hari Jumat tiba, yang tersisa hanya 2 atau 3 halaqah saja.

Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 beliau balik ke Mekkah. Di sana beliau mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Mekkah.

Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh –yang selama ini dipegangnya- di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak madzhab mereka.

Dan begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Karena perubahan itulah, Imam Syafi‘i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.

Keteguhannya Membela Sunnah

Sebagai seorang yang mengikuti manhaj Ash-habul Hadits, beliau dalam menetapkan suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-Sunnah wa al-Hadits.

Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, “Setiap orang yang berbicara (mutakallim) dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka.” Imam Ahmad berkata, “Bagi Syafi‘i jika telah yakin dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih.” Imam Syafi ‘i berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya” Al-Mazani berkata, “Merupakan madzhab Imam Syafi‘i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang kami sibuk dalam ilmu kalam.”

Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.

Wafatnya

Karena kesibukannya berdakwah dan menebar ilmu, beliau menderita penyakit bawasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat pada malam Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang luas.

Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia bermimpi melihat Imam Syafi‘i, sesudah wafatnya. Dia berkata kepada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu, wahai Abu Abdillah ?” Beliau menjawab, “Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus”

Karangan-Karangannya

Sekalipun beliau hanya hidup selama setengah abad dan kesibukannya melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, hal itu tidaklah menghalanginya untuk menulis banyak kitab. Jumlahnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian, sedangkan menurut al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Yaqut al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat.
Yang paling terkenal di antara kitab-kitabnya adalah al-Umm, yang terdiri dari 4 jilid berisi 128 masalah, dan ar-Risalah al-Jadidah (yang telah direvisinya) mengenai Alquran dan As-Sunnah serta kedudukannya dalam syariat.
15.08 | 0 komentar | Read More

Me

Foto saya
Malim Sempurna Berasal dari Lae Mate, Kota Subulussalam - Aceh. Selama 5 tahun belakangan ini telah menetap di Mesir Okotober 2005 - sekarang

Pengikut

Arsip Blog

Sila Komen