Keutamaan 10 Hari Terakhir Ramadhan

Written By Malim Sempurna on Sabtu, 27 Agustus 2011 | 08.03

Oleh Tgk Muslim Ibrahim (Ketua MPU Aceh)

RAMADHAN, sesungguhnya merupakan bulan seluruhnya mulia. Mulia di awalnya, di pertengahannya, dan juga di akhirnya. Awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam riwayat Salman Al-Farisi.

Untuk pembebasan dari neraka inilah, agaknya Rasulullah saw mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya, seperti yang diutarakan Aisyah ra. Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:

Pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.”

Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga diharapkan, setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.

Kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan kuat dugaan datangnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa saja datang pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt: “Sesungguhnya Kami telah turunkan Alquran pada malam qadar.” Dan firmanNya: “Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda —antara yang hak dan yang batil.”

Alquran juga menyebutkan: “Lailatul qadar, adalah malam lebih baik dari seribu bulan.” Karenanya Rasul berpesan: “Carilah lailatul, terutama pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir Ramadhan.”

Bila kita melacak dengan seksama, dalam sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah saw. mengkhususkan dengan amalan-amalan yang tidak biasa beliau lakukan pada bulan atau malam-malam yang lain, di antaranya:

1. Menghidupkan malamnya dengan memperbanyak shalat, ada yang mengatakan sampai pagi, meskipun Aisyah ra mengatakan: “Aku tidak pernah mengetahui Rasulullah shalat malam hingga pagi.”

2. Rasulullah saw membangunkan keluarganya untuk shalat pada malam-malam sepuluh hari terakhir, sedang pada malam-malam yang lain tidak melakukan demikian.

3. Bahwasanya Nabi saw mengencangkan kainnya. Maksudnya, beliau menjauhkan diri dari menggauli isteri-isterinya.

4. Mengakhirkan berbuka hingga waktu sahur.

5. Mandi antara Maghrib dan Isya.

6. I’tikaf. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Aisyah ra: “Bahwasanya Nabi saw senantiasa ber-i’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkannya.”

Orang yang beri’tikaf telah mengikat dirinya untuk taat kepada Allah, berdzikir, dan berdo’a kepada-Nya, serta memutuskan dirinya dari segala hal yang menyibukkan diri dari pada-Nya. Semoga sepuluh malam terakhir Ramadhan kali ini kita maknai dengan semestinya. Amin, Rabbal Alamin.***

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2011/08/21/keutamaan-10-hari-terakhir-ramadhan

0 komentar:

Posting Komentar

Me

Foto saya
Malim Sempurna Berasal dari Lae Mate, Kota Subulussalam - Aceh. Selama 5 tahun belakangan ini telah menetap di Mesir Okotober 2005 - sekarang

Pengikut

Arsip Blog

Sila Komen