Sejarah
Vietnam (Bahasa Vietnam: Việt Nam),
bernama resmi Republik Sosialis Vietnam (Cộng Hòa Xã Hội Chủ Nghĩa Việt
Nam) adalah negara paling timur di Semenanjung Indochina di Asia
Tenggara. Vietnam berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah
utara, Laos di sebelah barat laut, Kamboja di sebelah barat daya dan di
sebelah timur terbentang Laut China Selatan. Dengan populasi sekitar 84
juta jiwa, Vietnam adalah negara terpadat nomor 13 di dunia. Vietnam
termasuk di dalam grup ekonomi "Next Eleven"; menurut pemerintah, GDP
Vietnam tumbuh sebesar 8.17% pada tahun 2006, negara dengan pertumbuhan
tercepat kedua di Asia Timur dan pertama di Asia Tenggara. Pada akhir
tahun 2007, menteri keuangan menyatakan pertumbuhan GDP Vietnam
diperkirakan mencapai rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir
sebesar 8.44%.
Masa Pra-dinasti
Pada
tahun 214 SM, beberapa tahun setelah Kaisar Qin Shihuang mempersatukan
Tiongkok, ia mengirim bala tentara ke selatan Tiongkok untuk menaklukkan
wilayah yang sekarang adalah Guangdong, Guangxi, Fujian dan utara
Vietnam. Penaklukkan itu disertai dengan penaklukkan suku kuno Bai Yue.
Setelahnya, Dinasti Qin mendukung migrasi suku Han secara besar-besaran
ke selatan dan membentuk 3 provinsi di selatan.
Selang
puluhan tahun kemudian, tahun 203 SM, Dinasti Qin terpuruk ke dalam
kekacauan. Pada saat ini, pemimpin militer Qin di Nanhai (sekarang
Vietnam utara), Zhao Tuo mengambil kesempatan ini untuk membentuk negara
sendiri, Nan Yue, dengan Raja Wu. Ibukota negara Nan Yue berada di
daerah Guangzhou sekarang. Namun, Nan Yue kemudian ditaklukkan oleh
Kaisar Han Wudi dari Dinasti Han pada tahun 111 SM. Untuk lebih 10 abad
selanjutnya, Vietnam utara secara langsung dikuasai oleh Dinasti Han,
Dong Wu, Dinasti Jin, Dinasti Selatan, Dinasti Sui dan Dinasti Tang.
Masa Dinasti-dinasti
Pada
939 CE, orang-orang Vietnam berhasil mengalahkan militer Tiongkok di
Sungai Bach Dang dan mendapatkan kemerdekaan setelah 10 abad di bawah
kontrol Tiongkok. Mereka mendapatkan otonomi secara lengkap satu abad
kemudian. Pada masa pemerintahan Dinasti Tran, Dai Viet mengalahkan tiga
usaha invasi Mongol di bawah Dinasti Yuan. Tiga kali dengan pasukan
yang sangat besar juga dengan persipan yang hati-hati untuk serangan
mereka, tetapi tiga kali berturut-turut orang-orang Mongol dikalahkan
sama sekali oleh Dai Viet. Secara kebetulan, pertempuran terakhir dimana
jendral Vietnam Tran Hung Dao mengalahkan kebanyakan militer Mongol
diadakan lagi di Sungai Bach Dang seperti nenek moyangnya kurang lebih
300 tahun yang lalu. Feudalisme di Vietnam mencapai titik puncaknya saat
Dinasti Le pada abad ke 15, khususnya selama masa pemerintahan Kaisar
Le Thanh Tong. Antara abad ke 11 dan 15, Vietnam memperluas wilayahnya
ke arah Sealatan dalam proses yang disebut Nam Tien (Perluasan ke
Selatan). Mereka akhirnya menaklukan kerajaan Champa dan banyak
kekaisaran Khmer.
Masa kolonialisme Perancis
Kemerdekaan
Vietnam berakhir pada pertengahan abad 19 AD (Setelah Masehi), ketika
Vietnam dikolonialisasikan oleh Kerajaan Perancis. Pemerintahan Perancis
menanamkan perubahan signifikan dalam bidang politik dan kebudayaan
pada masyarakat Vietnam. Sistem pendidikan modern gaya Barat
dikembangkan dan agama Kristen diperkenalkan kepada masyarakat Vietnam.
Pengembangan ekonomi perkebunan untuk mempromosikan ekspor tembakau,
nila (indigo), teh dan kopi, Perancis mengabaikan permintaan akan
pemerintahan sendiri (self-government) dan hak-hak sipil yang terus
meningkat. Sebuah pergerakan politik nasionalis dengan cepat muncul, dan
pemimpin muda Ho Chi Minh memimpin permintaan akan kemerdekaan kepada
League of Nations (Liga Bangsa-Bangsa). Tetapi, Perancis memelihara
dominasi kontrol terhadap koloni-koloninya hingga Perang Dunia II,
ketika perang Jepang di Pasifik memicu penyerbuan ke Indochina. Sumber
daya alam Vietnam dieksploitasi untuk kepentingan kampanye militer
Jepang ke Burma, Semenanjung Malay dan India. Pada tahun terkahir
perang, pemberontakan nasionalis berpasukan muncul di bawah Ho Chi Minh,
melakukan kemerdekaan dan komunisme. Menyusul kekalahan Jepang, pasukan
nasionalis melawan pasukan kolonial Perancis pada Perang Indochina
Pertama yang dimulai pada tahun 1945 hingga 1954. Perancis mengalami
kekalahan besar pada Pertempuran Dien Bien Phu dan dalam waktu singkat
setelah itu ditarik dari Vietnam. Negara-negara yang berperang dalam
Perang Vietnam membagi Vietnam pada 17th parallel menjadi Vietnam Utara
dan Vietnam Selatan sesuai Perjanjian Geneva (Geneva Accords).
Perang Vietnam
Pemerintahan komunis atas
Vietnam Utara ditolak oleh Amerika Serikat (A.S.) atas kemiripannya
terhadap Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC). Ketidaksetujuan
dengan segera muncul atas ide pemilihan umum dan reunifikasi (Vietnam
Utara dan Selatan), dan A.S. mulai meningkatkan kontribusi penasihat
militer, bahkan Soviet menyuplai tentara dan persenjataan untuk
memperkuat militer komunis. Serangan kontroversial atas kapal A.S. di
Teluk Tonkin memicu serangan militer A.S. terhadap instalasi milter
Vietnam Utara dan penempatan lebih dari 500.000 tentara di Vietnam
Selatan. Pasukan A.S. dengan segera dibingungkan oleh sebuah perang
gerilya yang buruk dengan Viet Cong, milisi komunis Vietnam Selatan.
Pasukan Vietnam Utara gagal dalam usaha penyerbuan terhadap Selatan pada
1968 Tet Offensive dan perang dengan segera menyebar ke negara tetangga
Laos dan Kamboja. Dengan korban yang menggunung, A.S. mulai memindahkan
tugas perjuangan ke militer Vietnam Selatan dalam proses yang dikenal
sebagai Vietnamisasi. Usaha tersebut membuahkan hasil yang campur aduk,
tetapi dengan dukungan A.S., Vietnam Selatan mampu bertahan. Perjanjian
Damai Paris (Paris Peace Accords) pada 27 Januari 1973 mengakui
kekuasaan tertinggi kedua belah pihak. Di bawah perjanjian, seluruh
pasukan perang Amerika ditarik pada 29 Maret 1973. Pertempuran kecil
tetap berlanjut, tetapi semua pertempuran besar telah berakhir hingga
sekali lagi, Utara menginvasi dan menundukkan Selatan pada 30 April
1975. Vietnam Selatan dengan singkat menjadi Republik Vietnam Selatan,
sebuah negara boneka di bawah kekuasaan militer oleh Vietnam Utara,
sebelum secara resmi disatukan dengan Utara di bawah pemerintahan
Komunis sebagai Republik Sosialis Vietnam pada 2 July 1976.
Pasca perang Vietnam
Dampak
dari pengambil-alihan kontrol, komunis Vietnam melarang partai politik
lain, menahan tersangka yang dipercayai berkolaborasi dengan Amerika
Serikat dan memulai kampanye masal tentang kolektifisasi pertanian dan
pabrik-pabrik. Rekonstruksi negara yang porak poranda akibat perang
terjadi sangat lambat dan masalah kemanusiaan serius dan masalah-masalah
ekonomi menghadapi rezim komunis. Pada 1978, Militer Vietnam menginvasi
Kamboja untuk melepaskan bekas rekan mereka, Khmer Rouge, dari
penindasan. Aksi ini memperburuk hubungan dengan RRT, yang meluncurkan
serangan mendadak kepada Vietnam Utara pada 1979. Konflik ini
menyebabkan Vietnam lebih semakin bergantung terhadap bantuan ekonomi
dan militer dari Soviet.Dalam sebuah perubahan sejarah pada 1986, Partai
Komunis Vietnam mengimplementasikan reformasi pasar bebas (free-market)
yang dikenal sebagai Doi Moi (Renovasi). Dengan kekuasaan negara tetap
tak tertandingi, kepemilikan pribadi atas pertanian-pertanian dan
perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing dipicu. Namun
demikian, kekuatan Partai Komunis Vietnam atas semua organ-organ
pemerintahan tetap kuat.
Đổi Mới
Pada
perubahan sejarah pada tahun 1986, Partai Komunis Vietnam menerapkan
reformasi pasar bebas yang dikenal sebagai Đổi Mới (Renovasi). Dengan
kekuasaan negara yang tetap tidak terlawankan, kepemilikan swasta atas
pertanian dan perusahaan-perusahaan, deregulasi dan investasi asing
dipacu. Ekonomi Vietnam mencapai pertumbuhan yang cepat dalam produksi
bidang pertanian dan perindustrian, konstruksi dan perumahan, ekspor dan
investasi asing. Vietnam sekarang adalah satu di antara negara dengan
pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Secara politis, reformasi belum terjadi. Partai Komunis Vietnam mempertahankan kontrol atas semua organ-organ pemerintah.
Pemerintah dan politik
Republik Sosialis Vietnam adalah sebuah negara partai tunggal.
Sebuah konstitusi baru disahkan pada April 1992 menggantikan versi 1975.
Peran utama terdahulu Partai Komunis disertakan kembali dalam semua
organ-organ pemerintah, politik dan masyarakat. Hanya organisasi politik
yang bekerjasama atau didukung oleh Partai Komunis diperbolehkan ikut
dalam pemilihan umum. Ini meliputi Barisan Tanah Air Vietnam (Vietnamese
Fatherland Front), partai serikat pedagang dan pekerja. Meskipun negara
tetap secara resmi berjanji kepada sosialisme sebagai doktrinnya, makna
ideologi tersebut telah berkurang secara besar sejak tahun 1990-an.
Presiden Vietnam adalah kepala negara dan secara nominal adalah panglima
tertinggi militer Vietnam, menduduki Dewan Nasional untuk Pertahanan
dan Keamanan (Council National Defense and Security). Perdana Menteri
Vietnam adalah kepala pemerintahan, mengepalai kabinet yang terdiri atas
3 deputi perdana menteri dan kepala 26 menteri-menteri dan
perwira-perwira.
Majelis Nasional Vietnam (National Assembly of
Vietnam) adalah badan pembuat undang-undang pemerintah yang memegang hak
legislatif, terdiri atas 498 anggota. Majelis ini memiliki posisi yang
lebih tinggi daripada lembaga eksekutif dan judikatif. Seluruh anggota
kabinet berasal dari Majelis Nasional. Mahkamah Agung Rakyat (Supreme
People's Court of Vietnam) memiliki kewenangan hukum tertinggi di
Vietnam, juga bertanggung jawab kepada Majelis Nasional. Di bawah
Mahkamah Agung Rakyat adalah Pengadilan Kotamadya Propinsi dan
Pengadilan Daerah Vietnam. Pengadilan Militer Vietnam juga cabang
adjudikatif yang kuat dengan kewenangan khusus dalam hal keamanan
nasional. Semua organ-organ pemerintah Vietnam secara besar dikontrol
oleh Partai Komunis. Mayoritas orang-orang yang ditunjuk pemerintah
adalah anggota-anggota partai. Sekretaris Jendral Partai Komunis mungkin
adalah salah satu pemimpin politik terpenting di Vietnam, mengontrol
organisasi nasional partai dan perjanjian-perjanjian negara, juga
mengatur undang-undang.
Tentara Rakyat Vietnam (TRV) adalah tentara
nasional Vietnam, yang diorganisasikan mencontoh pada organisasi Tentara
Pembebasan Rakyat. TRV lebih jauh lagi dibagi menjadi Angkatan Darat
Rakyat Vietnam (termasuk Pasukan Pendukung Strategis dan Pasukan
Pertahanan Perbatasan), Angkatan Laut Rakyat Vietnam, Angkatan Udara
Rakyat Vietnam serta Penjaga Pantai. Dalam sejarahnya, TRV secara aktif
dilibatkan dalam pembangunan Vietnam untuk mengembangkan ekonomi
Vietnam. Ini dilakukan dalam upaya untuk mengkoordinasikan pertahanan
nasional dan ekonomi. TRV diterjunkan di bidang seperti industri,
pertanian, perhutanan, perikanan dan telekomunikasi. Saat ini, kekuatan
TRV mendekati 500.000 tentara. Pemerintah juga mengontrol pasukan
cadangan sipil dan kepolisian. Peran militer dalam sektor kehidupan
rakyat pelan-pelan dikurangi sejak tahun 1980an.
Pembagian administrative
Ibukota
Vietnam adalah Hanoi (dahulu berfungsi sebagai ibukota Vietnam Utara),
sedangkan kota terbesar dan terpadat adalah Ho Chi Minh City (dahulu
dikenal sebagai Saigon). propinsi (dalam Bahasa Vietnam di sebut tỉnh)
dan 5 kotamadya yang di kontrol langsung oleh pemerintah pusat dan
memiliki level yang sama dengan propinsi (thành phố trực thuộc trung
ương). Ke-59 propinsi-propinsi tersebut kemudian dibagi-bagi menjadi
kotamadya propinsi (thành phố trực thuộc tỉnh, daerah perkotaan (thị xã)
dan pedesaan (huyện), dan kemudian dibagi lagi menjadi kota (thị trấn)
atau komune (xã). Sedangkan, 5 kota madya yang dikontrol oleh pemerintah
pusat di bagi menjadi distrik (quận) dan kabupaten, dan kemudian,
dibagi lagi menjadi kelurahan (phường).
Sering kali, pemerintah
Vietnam mengelompokkan berbagai propinsi menjadi delapan wilayah
regional: Barat Laut, Timur Laut, Delta Sungai Merah, Pantai Tengah
Utara, Pantai Tengah Selatan, Dataran Tinggi Tengah, Tenggara dan Delta
Sungai Mekong.
Geografi dan iklim
Luas
Vietnam kurang lebih 331.688 kilometer persegi (128.066 sq mi). Bagian
Vietnam yang berbatasan dengan batas-batas internasionalnya seluas 4.693
km (2.883 mi). Topografinya terdiri atas bukit-bukit dan gunung-gunung
berhutan lebat, dengan dataran rendah meliputi tidak lebih dari 20%.
Pegunungan berkontribusi sebesar 40% dari total luas Vietnam, dengan
bukit-bukit kecil berkontribusi sebesar 40% dan hutan tropis 42%. Bagian
Utara kebanyakan terdiri atas pegunungan dan Delta Sungai Merah. Phan
Xi Pang, berlokasi di propinsi Lao Cai, adalah gunung tertinggi di
Vietnam setinggi 3.143 m (10.312 ft). Selatan dibagi menjadi datran
rendah tepi pantai, puncak Annamite Chain, hutan-hutan luas dan tanah
yang buruk. Terdiri dari 5 plato tanah basalt yang rata-rata rata,
pegunungan berkontribusi sebesar 16% bagi tanah arable (= tanah yang
cocok untuk pertanian seperti jagung dan gandum) Vietnam dan 22% dari
total lahan berhutan Vietnam.
Delta Sungai Merah (juga dikenal sebagai Song Hong), adalah
sebuah wilayah rata, berbentuk segitiga seluas 3.000 kilometer persegi,
lebih kecil tetapi lebih berkembang dan berpenduduk padat daripada Delta
Sungai Mekong. Dahulu Delta Sungai Merah adalah sebuah teluk kecil di
kawasan Teluk Tonkin, diisi oleh deposit besar endapan sungai selama
periode millenium dan memanjang 100 meter ke Teluk Tonkin setiap
tahunnya. Delta Mekong meliputi sekitar 40.000 kilometer persegi, adalah
dataran rendah yang tidak lebih dari tiga meter di atas permukaan laut
dari titik manapun dan saling menyilang (crisscross) oleh sebuah maze
(jaringan) kanal-kanal dan sungai-sungai. Sangat banyak sedimen yang
dibawa oleh cabang-cabang dan aliran-aliran Sungai Mekong sehingga delta
tersebut memanjang sekitar 60 hingga 80 meter ke arah laut setiap
tahunnya.
Vietnam memiliki iklim monsoon (hujan lebat)
tropis, dengan kelembaban rata-rata 84% sepanjang tahun. Tetapi, karena
perbedaan pada garis lintang dan keanekaragaman topografi, iklim
cenderung sangat bervariasi dari satu tempat terhadap tempat yang
lainnya. Pada saat musim dingin atau musim kering, umumnya terjadi dari
November hingga April, angin monsoon biasanya bertiup dari Timur Laut
sepanjang pantai RRT dan mengarah ke Teluk Tonkin, meningkatkan banyak
kelembaban; dampaknya, musim dingin di sebagian besar Vietnam adalah
kering. Suhu tahunan rata-rata umumnya lebih tinggi di dataran rendah
daripada di pegunungan dan dataran tinggi.
Ekonomi
Perang
Vietnam sangat menghancurkan bagi perekonomian Vietnam. Pada saat
pengambilalihan kekuatan, pemerintah menciptakan sebuah ekonomi
terencana, mirip apa yang dilakukan Indonesia di zaman Orde Baru lewat
Rencana Pembangunan Lima Tahun. Kolektivisasi pertanian, pabrik-pabrik
dan modal ekonomi diterapkan, dan jutaan orang diperkerjakan pada
program-program pemerintah. Untuk beberapa dekade, ekonomi Vietnam
terganggu oleh ketidak efisien-an dan korupsi dalam program-program
negara, kualitas buruk dan di bawah target produksi dan pembatasan pada
kegiatan perekonomian dan perdagangan. Vietnam juga menderita akibat
embargo perdagangan oleh Amerika Serikat dan kebanyakan negara-negara
Eropa setelah Perang Vietnam. Setelah itu, partner-partner perdagangan
dengan blok-blok Komunis mulai surut. Pada 1986, Kongres Partai Keenam
memperkenalkan reformasi ekonomi penting dengan elemen-elemen ekonomi
pasar sebagai bagian dari paket reformasi ekonomi luas yang disebut Doi
Moi (Renovasi). Kepemilikan swasta digenjot dalam bidang industri,
perdagangan dan pertanian. Dalam satu pihak, Vietnam berhasil mencapai
pertumbuhan GDP tahunan sebesar 8% dari tahun 1990 hingga 1997 dan
berlanjut sekitar 7% dari tahun 2000 hingga 2005, membuat Vietnam
sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia. Pada
saat yang bersamaan, investasi asing tumbuh tiga kali lipat dan simpanan
domestik tumbuh empat kali lipat.
Manufaktur,
teknologi informasi dan industri teknologi canggih membentuk bagian
besar dan tumbuh dengan cepat daripada ekonomi nasional. Vietnam secara
relatif adalah pemain baru dalam bisnis perminyakan, tetapi sekarang
Vietnam adalah produser minyak terbesar ketiga di Asia Tenggara dengan
nilai produksi 400.000 barel per hari. Vietnam adalah salah satu negara
Asia yang memiliki kebijakan ekonomi paling terbuka; neraca perdagangan
mencapai sekitar 160% GDP, lebih dari dua kali rasio yang dimiliki Cina
dan lebih dari empat kali rasio India.
Vietnam
secara umum masih tergolong negara miskin dengan GDP US$280,2 miliar
(estimasi 2006). Ini menandakan kemampuan daya beli sebesar ~US$3.300
per kapita (atau US$726 per kapita berdasarkan market exchange rate).
Tingkat inflasi diperkirakan 7.5% per tahun pada 2006. Daya beli publik
meningkat dengan pesat. Kemiskinan, berdasarkan jumlah penduduk yang
hidup dengan pendapatan di bawah $1 per hari, telah menurun secara
drastis dan sekarang lebih sedikit daripada di Cina, India dan Filipina.
Sebagai hasil dari langkah-langkah reformasi tanah (land reform),
Vietnam sekarang adalah produsen kacang cashew terbesar dengan pangsa
1/3 dari kebutuhan dunia dan eksportir beras kedua terbesar di dunia
setelah Thailand. Vietnam memiliki persentasi tertinggi atas penggunaan
lahan untuk kepentingan cocok tanam permanen, 6,93%, daripada
negara-negara lain di Sub-wilayah Mekong Raya (Greater Mekong
Subregion). Selain beras, kunci ekspor adalah kopi, teh, karet dan
produk-produk perikanan. Tetapi, peranan pertanian terhadap pemasukan
ekonomi telah berkurang, jatuh berdasarkan sumbangan terhadap GDP dari
42% pada tahun 1989 menjadi 20% pada tahun 2006, akibat dari
meningkatnya produksi sektor-sektor ekonomi lainnya.
Pengangguran
diperkotaan meningkat terus menerus dalam beberapa tahun terakhir
karena tingginya tingkat migrasi dari desa ke kota-kota, sedangkan
pengangguran di pedesaan sudah mencapai level kritis. Di antara
langkah-langkah lain yang diambil dalam proses transisi ke ekonomi
pasar, Vietnam, pada Juli 2006 meng-update peraturan properti
intelektualnya untuk mematuhi TRIPS. Vietnam diterima sebagai anggota
WTO pada 7 November 2006. Partner-partner perdagangan utama Vietnam
termasuk Jepang, Australia, negara-negara ASEAN, Amerika Serikat dan
negara-negara Eropa Barat.
Transportasi
Jaringan
transportasi modern Vietnam awalnya dibangun di bawah pemerintahn
Perancis untuk keperluan panen material-material mentah, dan
direkonstruksi dan dengan ekstensif dimodernisasikan setelah Perang
Vietnam. Kereta api adalah transportasi paling populer. sistem jalan
Vietnam termasuk jalan nasional diurus oleh level pusat; jalan propinsi
diurus oleh level propinsi; jalan kotamadya diurus oleh level kotamadya,
jalan kota diurus oleh level kota dan jalan komunitas diurus oleh level
komunitas. Sepeda, sepeda motor dan bus umum tetap sebgai transportasi
jalan paling populer di kota-kota dan pedesaan Vietnam. Kemacetan adalah
masalah serius di Hanoi dan kota Ho Chi Minh karena jalan-jalan kota
berjuang untuk mengatasi membeludaknya jumlah automobil. Juga ada lebih
dari 17.000 kilometer jalur air bernavigasi yang memainkan peran penting
dalam kehidupan desa, berhutang kepada jaringan luas sungai-sungai di
Vietnam. Vietnam memiliki enam pelabuhan di Cam ranh, Da nang, Hai
phong, Ho Chi Minh City, Hong gai, Qui nhon dan Nha trang.
Populasi
Sensus
tahun 1999 memperkirakan populasi Vietnam sekitar 76.3 juta dan
perkiraan terkini memperkirakan melebihi 86 juta. Orang-orang Vietnam
membentuk kelompok etnis terbesar, dan juga disebut Viet atau Kinh.
Populasi mereka terkonsentrasi pada delta-delta endapan dan dataran
rendah di tepi pantai. Kelompok sosial yang homogen, orang Kinh
memengaruhi kehidupan nasional melalui kontrol mereka dalam
urusan-urusan politik dan ekonomi dan peran mereka sebagai purveyor
(orang yang menyediakan) kebudayaan yang dominan. Kontrasnya, kebanyakan
etnis minoritas seperti orang Muong, etnis yang paling dekat
hubungannya dengan orang Kinh, kebanyakan ditemukan di dataran tinggi
yang meliputi dua pertiga luas keseluruhan negera. Orang Hoa (etnis
Tionghoa) dan Khmer Krom kebanyakan tinggal di dataran rendah.
Bahasa
Menurut
angka resmi, 86.2% populasi berbahasa Vietnam sebagai bahasa ibu. Pada
sejarah awal, Orang Vietnam menulis dengan karakter Tionghoa. Pada abad
ke 13, orang Vietnam mengembangkan karakter mereka sendiri yaitu Chu
Nom. Epik yang selalu dirayakan Doan Truong Tan Thanh (Truyen Kieu atau
The Tale of Kieu) oleh Nguyen Du ditulis dalam Chu Nom. Pada periode
koloni Perancis, Quoc Ngu, romanisasi alfabet Vietnam berdasarkan bahasa
Vietnam lisan dikembangkan secara bersama oleh beberapa misionaris
Portugis, menjadi populer dan membawa kemampuan baca tulis kepada
masyarakat luas. Beberapa bahasa lain digunakan dalam percakapan oleh
beberapa grup-grup minoritas di Vietnam. Bahasa-bahasa tersebut adalah
Tay, Muong (Hmong), Khmer, Tionghoa, Nung, Lolo, Man, Meo, Banahr,
Rhade, Sedang, Ede, Thai. Meskipun pada kenyataannya kata-kata dalam
Bahasa Vietnam mempunyai suku kata tunggal dan aksen tersendiri seperti
dalam bahasa Tionghoa, banyak dari kata-katanya memiliki keserupaan
bunyi dengan bahasa Melayu. Misalnya matahari (mặt trời), mata (mắt),
tangan (tay), sungai (sông), kayu (cây dibaca kay), susu (sữa), buang
(buông, quăng), ini (này), itu (đó), sudah (đã), sedang (đang) dan
lain-lain. Bahasa Perancis, peninggalan masa kolonial, masih digunakan
oleh orang-orang tua Vietnam sebagai bahasa kedua tetapi telah hilang
kepopulerannya. Bahasa Rusia - bahkan yang kurang penting seperti Bahasa
Ceko dan Polandia - sering dikenal di antara mereka yang keluarganya
terikat dengan blok Soviet. Dalam beberapa tahun terakhir, bahasa
Mandarin, Jepang, dan Inggris telah menjadi bahasa-bahasa asing paling
populer, dengan bahasa Inggris menjadi sebagai pelajaran wajib di
kebanyakan sekolah. Bahasa Indonesia juga diumumkan sebagai bahasa kedua
secara resmi pada Desember 2007.
Agama
Kebanyakan
sejarah Vietnam, Buddha Mahayana, Taoisme dan Konfusianisme mempunyai
pengaruh kuat terhadap kehidupan berbudaya dan beragama masyarakat
Vietnam. Menurut sensus tahun 1999, 80.8% orang Vietnam tidak beragama.
Kristen diperkenalkan Perancis dan juga oleh kehadiran militer Amerika
meskipun tidak banyak pengaruhnya. Cukup banyak penganut Katolik Roma
dan Protestan dikalangan komunitas Cao Dai dan Hoa Hao. Gereja Protestan
terbesar adalah Evangelical Church of Vietnam dan Montagnard
Evangelical Church. Keanggotan Islam Bashi dan Sunni biasanya
diakreditasikan kepada etnis minoritas Cham, tetapi ada juga pengikut
Islam lainnya di bagain Barat Daya Vietnam. Pemerintah Vietnam telah
dikritik atas kekerasan beragama. Tetapi, berkat perbaikan tentang
kebebasan beragama belakangan ini, pemerintah Amerika Serikat tidak lagi
menganggap Vietnam sebagai Country of Particular Concern (negara yang
ikut campur dalam bidang-bidang tertentu).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Me
- Malim Sempurna
- Malim Sempurna Berasal dari Lae Mate, Kota Subulussalam - Aceh. Selama 5 tahun belakangan ini telah menetap di Mesir Okotober 2005 - sekarang
Pengikut
Arsip Blog
-
►
2013
(1)
- ► 11/03 - 11/10 (1)
-
▼
2012
(11)
- ► 04/15 - 04/22 (1)
- ► 02/26 - 03/04 (2)
- ► 01/22 - 01/29 (2)
- ► 01/15 - 01/22 (4)
-
►
2011
(126)
- ► 10/09 - 10/16 (1)
- ► 10/02 - 10/09 (3)
- ► 09/25 - 10/02 (9)
- ► 09/18 - 09/25 (5)
- ► 09/11 - 09/18 (14)
- ► 09/04 - 09/11 (14)
- ► 08/28 - 09/04 (35)
- ► 08/21 - 08/28 (40)
- ► 08/14 - 08/21 (4)
- ► 04/10 - 04/17 (1)
0 komentar:
Posting Komentar